Sudah bertahun-tahun saya menggunakan Lenovo ThinkPad T420 sebagai laptop keseharian saya. Sudah banyak aplikasi yang lahir dari laptop saya ini. Tidak sedikit juga server yang saya maintenance melalui ThinkPad T420 saya ini.
Sedikit bercerita, CPU ThinkPad T420 saya ini sudah saya upgrade secara mandiri yang awalnya menggunakan Intel Core i5-2520M ke Intel Core i7-2620M. Head sink juga sudah saya ganti dengan yang lebih baik untuk meminimasir terjadinya CPU throttling.
Untuk memori, saya membekalinya dengan dua keping 8GB RAM DDR3, jadi dia memiliki total 16GB RAM. Sedangkan untuk storage terpasang 500GB Samsung SATA SSD 850 EVO; 512GB SSD mSATA; dan 1TB harddisk SATA HGST 7200RPM. Luar biasa! Saya sangat menyukainya!
T420 Mulai Menunjukan Umurnya
Tapi, sekitar bulan Maret 2024 lalu, T420 saya ini mulai “rewel”. warna Layar LCD menjadi tidak jelas dan sangat tidak responsif, beberapa tombol keyboard sudah tidak berfungsi, dan yang paling parah: dia sudah tidak bisa menjaga temperatur dan seringkali overheat. Bahkan untuk streaming video YouTube dengan kualitas 480p selama lebih dari 5 menit saja tidak mampu.
Saya tahu, masalah temperatur mungkin bisa diatasi dengan membersihkan kipas dan memberikan thermal paste yang baik; tapi saya rasa jumlah dana yang harus dikeluarkan untuk untuk memperbaiki permasalahan-permasalahan diatas akan mendekati harga satu unit bekas untuk seri yang sama (atau bahkan lebih).
Jadi jalan terbaik adalah membeli sebuah unit lain dengan model yang “muda” untuk menggantikan ThinkPad T420 yang saat artikel ini ditulis sudah berusia lebih dari 12 tahun.
Pilihan Pengganti
Saya tidak perlu laptop “slim”, ringan, atau desain yang menawan. Tapi, selalu ada kriteria yang wajib dipenuhi untuk laptop yang saya gunakan sehari-hari, yaitu:
- Harga tidak lebih dari 6.000.000 rupiah.
- CPU arsitekturnya harus
x86_64
dan support virtualiasi. - Memiliki port Ethernet (
RJ-45
). - Keyboard harus nyaman dan memberikan sensasi mengetik yang menyenangkan.
- Mudah dibongkar dan dikonfigurasi serta memiliki banyak input maupun output. Misalnya: USB port, jumlah internal storage yang disediakan, dll.
- Memiliki trackpoint.
Maka jelas, tidak ada pilihan lain selain laptop ThinkPad bekas. Pertanyaannya, ThinkPad apa yang cocok untuk saya saat ini? Saya suka dengan seri “T”, tetapi juga sangat tertarik dengan seri “P”. Dari kedua seri tersebut, ada beberapa pilihan yang saya kira cocok untuk saya, yaitu:
- ThinkPad T480
- ThinkPad T580
- ThinkPad P51
Model | T480 | T580 | P51 |
---|---|---|---|
Layar | 14" | 15,6" | 15,6" |
Prosesor | i5-8250U (8th Gen) | i7-8650U (8th Gen) | i7-7820HQ (7th Gen) |
GPU | - | - | NVIDIA Quadro M1200 |
Memori | 2 banks, up to 32GB | 2 banks, up to 32GB | 4 banks, up to 64GB |
Disk | up to 2 drives | up to 2 drives | up to 3 drives |
Harga | ~3.600.000 | ~5.000.000 | ~6.200.000 |
Dari perbandingan sederhana table diatas:
- Harga rata-rata yang saya ambil untuk seri “T” adalah konfigurasi 8GB RAM dan 256 GB SSD.
- Harga rata-rata yang saya ambil untuk seri “P” adalah konfigurasi 16GB RAM dan 512 GB SSD.
ThinkPad T480/T580
Bagi saya, perbedaan paling utama dari T480 dan T580 dari segi spesifikasi hardware ada pada layar dan prosesor. ThinkPad T480 memiliki layar 14 inch, sedangkan T580 memiliki layar 15,6 inch.
Baik seri T480 ataupun T580 ada tipe yang menggunakan GPU NVIDIA Gforce MX150, tapi untuk jenis tersebut harganya jauh lebih mahal dan sulit didapat. Keduanya juga memiliki input dan output yang hampir sama, yaitu:
- 4-in-1 reader (MMC, SD, SDHC, SDXC).
- 2 port USB 3.1 Gen 1.
- 1 port USB 3.1 Type-C Gen 1 (untuk power input dan DisplayPort).
- 1 port USB 3.1 Type-C Gen 2 / Thunderbolt 3.
- 1 port HDMI 1.4b.
- 1 port Ethernet (RJ-45).
- Headphone/microphone combo jack.
Konfigurasi storage drive utama juga bervariasi, kebanyakan penjual tidak menyebutkan secara detail apakah drive utama yang terpasang adalah SATA atau NVMe M.2.
ThinkPad P51
Seri “P” atau penerus seri “W” adalah seri ThinkPad yang saya inginkan dari dulu. Memang jika dilihat generasi CPU-nya, ThinkPad P51 menggunakan satu generasi lebih tua (Intel Core Gen 7) jika dibandingkan dengan ThinkPad T480/T580 (Intel Core Gen 8). Tapi jangan terkecoh dari generasinya saja; ThinkPad P51 ini menggunakan suffix “H” yang artinya performa tinggi. Sedangkan suffix “U” pada seri T480/T580 artinya power efisien sehingga saya yakin dari sisi performa, i7-7820HQ lebih baik daripada i7-8650U.
P51 juga sudah dibekali dengan GPU NVIDIA Quadro M1200 (beberapa ada yang dengan seri M2000 dengan harga yang lebih tinggi). Untuk input dan output, bagi saya P51 jauh lebih mempesona dimana dia menawarkan:
- 4-in-1 reader (MMC, SD, SDHC, SDXC), supports UHS-II SD card.
- 4 port USB 3.1 Gen 1 (USB 3.0, 1 Always On).
- 1 port USB 3.1 Type-C / Thunderbolt 3.
- 1 Mini DisplayPort 1.2a.
- 1 port HDMI 1.4b.
- 1 port Ethernet (RJ-45).
- 1 slot ExpressCard/34.
Dan konfigurasi storage drive utama memiliki 2 slot M.2 PCIe NVMe dengan kapasitas masing-masing slot up to 2TB. Kemudian ditambah 1 slot SATA 6.0Gb/s dengan kapasitas up to 4TB. Dengan kata lain, jika dimaksimalkan dari sisi internal storagenya saja, mesin ini mampu membaca hingga 8TB.
Dari pilihan-pilihan diatas, saya sebenarnya lebih condong ke ThinkPad P51, meskipun harganya sedikit melebihi budget. Dan untuk seri “P”, saya yakin pada akhirnya saya akan mengeluarkan jauh lebih banyak dana untuk memaksimalkan kemampuuan laptop tersebut.
Akhirnya, Tawaran Yang Menarik: ThinkPad P50
Di pertengahan bulan Agustus lalu, saya mencoba mencari laptop bekas ThinkPad P51 di beberapa marketplace lokal. Sangat sulit menemukan harga yang sesuai dengan budget saya. Sampai pada akhirnya muncul sebuah produk ThinkPad P50 dengan harga 4.700.000 rupiah! Tanpa menunggu lama, saya menanyakan apakah produk tersebut masih tersedia dan spesifikasi detail laptop tersebut.
Setelah spek laptop terkonfirmasi, saya kemudian mendapatkan promo diskon sebesar 300.000 dari marketplace tersebut! Dua hari kemudian, barang pesanan yang saya tunggu-tunggu akhirnya tiba.
Berikut ini adalah spefisikasi laptop ThinkPad P50 saat saya terima:
- Merk: Lenovo
- Model: ThinkPad P50 (20EQS44000)
- Prosesor: Intel(R) Core(TM) i7-6820HQ CPU @ 2.70GHz
- GPU: NVIDIA Quadro M1000M 4GB
- Network:
- Ethernet: 1GbE I219-LM
- Wireless: Intel(R) Dual Band Wireless-AC 8260
- Keyboard: SN20H35185 (UK/EU Layout, no backlight)
- Batrai: Lenovo 00NY491 (4 cells, 66000mWh, 15V)
- Memori RAM: 8GB/64GB
- ChannelA-DIMM0: 8GB SODIMM DDR4 2133 MT/s Samsung M471A1K43CB1-CRC
- ChannelA-DIMM1: Kosong
- ChannelB-DIMM0: Kosong
- ChannelB-DIMM1: Kosong
- Penyimpanan:
- NVMe0: Samsung 256GB
- NVMe1: Kosong
- SATA: Kosong
Untuk charger laptop, saya mendapatkan model Lenovo ADL170NLC3A 170W dengan input 100-240V dan output 20V-8.5A. Saya juga mendapatkan bonus tas laptop yang sepertinya tidak muat untuk ukuran laptop 15,6 inch ini. =)
Kekurangan
Saya akan memulai dengan kekurangan dari kondisi laptop yang saya terima terlebih dulu.
Layout keyboard bawaan laptop ini menggunakan layout UK/EU tanpa backlight. Dan kebetulan yang saya terima bermasalah pada trackpointnya. Dia seperti terus menekan tombol “middle-button” sehingga trackpoint tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Saya sudah komplain kepada penjual dan mereka menanggapi dengan sangat baik serta mau memberikan potongan sebesar 300.000 rupiah untuk permasalahan ini. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi niat baik penjual.
Karena trackpoint merupakan bagian penting dari cara saya menggunakan laptop, saya mencari keyboard pengganti dengan layout US, dan saya mendapatkan versi layout US dengan backlight dengan harga 600.000 rupiah. Jadi boleh dibilang, kekurangan soal trackpoint diatas boleh dihilangkan alias impas (bahkan bisa dibilang untung jika dihitung dengan diskon dari marketplace dan pengembalian dana dari penjual).
Kelebihan
Dari kekurangan diatas yang sudah saya “anulir”, ada segudang hal baik yang saya dapatkan:
- kondisi fisik laptop yang saya terima sangat baik. Memang ada sedikit baret tipis pada permukaan laptop, tapi saya rasa hal itu sangat wajar jika melihat usia laptop.
- “Unit test” dari Lenovo’s UEFI diagnostic semuanya “PASS” yang artinya baik.
- Layar LCD juga masih sangat baik, sampai saat ini tidak terlihat adanya white spot pada layar.
- Kipas dan thermal saya rasa masih dalam kondisi optimal.
- Dari informasi
nvme
maupun S.M.A.R.T di Linux, kondisi NVMe adalah baru (meskipun sebenarnya tidak masalah bagi saya karena saya berencana menggantinya). - Seluruh port USB 3.0, charger, 4-in-1 card reader (MMC, SD, SDHC, SDXC), headphone/microphone combo jack bekerja dengan normal.
- Daya tahan baterai dalam kondisi sempurna.
Diluar kelebihan dan kekurangan diatas, ada beberapa fitur / hardware yang belum bisa saya coba atau saya tidak berniat untuk mencoba:
- Mini DisplayPort, HDMI, USB Type-C / Thunderbolt 3, dan ExpressCard slot belum sempat saya coba karena saya tidak memiliki media untuk mencobanya.
- Wireless WAN M.2 card Micro-SIM belum sempat saya coba.
- Saya tidak berminat mencoba Fingerprint Reader dan Pantone color calibrator karena saya tidak menggunakannya.
Performa
Bicara soal performa, saya kurang bisa memberikan “review” yang lengkap karena kebanyakan saya menggunakan laptop hanya untuk bekerja (yang dalam hal ini meremote server, mengcompile program C, Rust, ataupun Go). Saya juga tidak bermain game, jadi untuk Intel CPU generasi ke-6 ini sudah lebih dari cukup buat saya.
Tapi ada satu test yang saya coba, yaitu melakukan re-encoding video 4K menggunakan FFmpeg. Saya melakukan test sebanyak 2 kali: yang pertama hanya mengandalkan CPU, dan yang kedua menggunakan GPU NVIDIA bawaan laptop ini. RAM yang terinstall saat melakukan test hanya 8GB sedangkan video yang diproses adalah video 4K UHD (resolusi 3840x2160 px) 30FPS yang berdurasi 10 menit 31 detik.
Test pertama yang hanya mengandalkan CPU i7-6820HQ memakan waktu 40 menit 45 detik. Temperatur CPU rata-rata di 79 derajat Celsius yang kadang-kadang spike hingga 84 derajat Celsius.
Untuk test kedua yang menggunakan NVIDIA Quadro M1000M memakan waktu 7 menit 32 detik. Temperatur CPU rata-rata berada di 71 derajat Celsius yang kadang-kadang loncat ke 74 derajat Celsius.
Proses testing tersebut bisa dilihat di video dibawah ini:
Kesimpulan
Overall, saya puas dengan kondisi produk yang saya dapatkan. Serius, saya terkejut dan salut dengan daya tahan baterai untuk pemakaian normal yang mampu bertahan hingga 7 jam dengan mode “hybrid” dan 3 - 4 jam pemakaian dengan mode grafis.
Untuk disk storage, saya pasti akan melakukan upgrade. Saat ini saya lebih memprioritaskan upgrade NVMe storage ke kapasitas yang lebih besar. Di tanggal 30 Agustus 2024, saya mengganti NVMe SSD bawaan laptop ini dengan Team MP33 Pro 1TB. Proses penggantian dan test performa sequential/random read bisa dilihat di video YouTube “Replace ThinkPad P50 NVMe Storage (Team MP33 Pro 1TB)”.
Sedangkan untuk RAM, saat ini saya masih merasa cukup dengan 8GB. Namun kedepannya saya pasti akan memaksimalkan RAM pada ThinkPad P50 saya ini!
Informasi hardware dan konfigurasi sistem (Linux) ThinkPad P50 ini bisa dilihat di repositori GitHub saya.
Sedangkan untuk nasib ThinkPad T420, kedepannya saya berencana menjadikannya sebagai sebuah mini server dan testing machine.